Aurora Australis yang dipotret dari International Space Station. |
Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan Aurora Borealis. Nama Australis dalam bahasa Latin, berarti berasal dari selatan.
Aurora yang muncul di bagian selatan (Kutub Selatan) bisa dinikmati di wilayah Antartika, Amerika Selatan dan Australia antara bulan Maret hingga September. Fase aktif dari tampilan auroral akan berlangsung 15 sampai 40 menit dan mungkin kembali dalam 2 sampai 3 jam. Sedangkan karakteristik band Aurora dapat bertahan sepanjang malam.
Perlu diketahui, ada dua syarat untuk munculnya aurora, pertama suhu haruslah rendah, kemudian yang kedua cuaca harus cerah.
Aurora muncul dengan aneka warna dan biasanya merupakan kombinasi dari hijau pucat dan merah muda. Namun, berbagai nuansa violet merah, kuning, hijau, biru dan semuanya pernah teramati.
Variasi warna yang terjadi adalah produk dari ketinggian badai dan kepadatan serta komposisi ion di ketinggian. Hasil efek medan listrik induksi pelipatan setiap sisi tirai aurora oleh elektron.
Secara umum, jika sebuah gelombang Aurora mudah dilihat dalam batas rendah, kemungkinan ia berada pada ketinggian antara 96 hingga 112 kilometer. Sinar Aurora bisa meluas hingga ke batas terendah sepanjang ratusan kilometer. Jika batas terendah berwarna kemerah-merahan (karena emisi dari nitrogen molekul), ketinggiannya bisa lebih rendah, berkisar 80 hingga 96 kilometer. Sebuah aurora merah yang tersebar ditemukan panjangnya lebih dari 240 kilometer.
Selain di bumi, Aurora juga terjadi pada planet lain dalam tata surya, seperti Uranus dan Neptunus. Sedangkan pada Jupiter dan Saturnus memiliki medan magnet yang lebih kuat dari Bumi, sehingga memiliki sabuk radiasi yang besar. Pengamatan terjadinya Aurora di planet lain digunakanlah teleskop Hubble.