Cerita ini menggambarkan tentang pertemuan manusia dan makhluk yang disebut kepiting, di mana secara langsung telah memengaruhi kehidupan sehari-hari manusia itu dan tanpa diperhitungkan sebelumnya.
Sebutan dari kepiting ini ternyata telah didengar oleh manusia itu bertahun-tahun sebelumnya, namun belum sekali pun terjadi pertemuan, hingga suatu ketika manusia dan kepiting ini bertemu dalam suatu momento.
Awalnya manusia ini tidak menyadari jika pertemuannya dengan kepiting itu memiliki arti penting dalam mengubah pandangannya tentang makhluk extra terrestrial (ET) atau dikenal dengan alien.
Manusia ini ternyata menyukai cerita-cerita fiksi seperti alien yang sebenarnya tidak pernah ditemuinya. Alien dalam penggambaran sineas Hollywood, sering dikisahkan datang ke Bumi sebagai makhluk genius yang coba menguasai planet biru ini atau sebaliknya, ingin menjalin hubungan yang baik dengan manusia.
Kisah-kisah alien yang cerdas, ternyata telah memengaruhi manusia ini, sehingga ia kemudian berharap suatu ketika bisa berhadapan dengan salah satu alien tersebut, untuk memindahkan sedikit saja isi kepala alien itu ke kepalanya.
Kenyataannya, sejak manusia ini menyukai cerita alien, belum sekali pun ia bertemu dengan makhluk berdarah ijo itu. Namun melalui pertemuannya dengan kepiting, manusia ini akhirnya menyadari bahwa alien yang dinantikan selama ini, ternyata telah beradaptasi dengan baik di Bumi, bahkan sangat dekat dengan kehidupan sehari-harinya.
Kepiting itu ternyata salah satu dari jutaan alien lainnya yang ada di Bumi. Alien yang berbentuk kepiting itulah yang kini memengaruhi kehidupan manusia itu (tentunya tanpa sepengetahuan kepiting).
Manusia ini dalam hidupnya menggolongkan makhluk di luar jenisnya menjadi tiga bagian. Makhluk pertama disebutnya alien yang memiliki otak yang bagus untuk berpikir dan secara fisik memiliki ketertarikan serta perangainya baik.
Makhluk kedua disebutnya predator yang digambarkannya memiliki otak yang bagus untuk berpikir dan secara fisik memiliki ketertarikan, namun perangainya buruk. Pilihan lainnya, predator memiliki otak yang bagus untuk berpikir, memiliki perangai baik, namun secara fisik tidak berkenan.
Sedangkan ketiga disebutnya monster. Sebutan terburuk untuk menggambarkan makhluk yang hanya memiliki satu pilihan, entah otak, fisik atau perangai.
Setelah perjumpaan itu, manusia ini ingin mencoba membangun komunikasi dengan kepiting tersebut, terutama berkaitan dengan bidang yang digeluti oleh kepiting. Kepiting menyambutnya, bahkan manusia tersebut mengunjungi area kepiting.
Pertemuan di area kepiting itu juga menyadarkan manusia bahwa ternyata alien-alien yang ada, telah beradaptasi dengan baik di Bumi. Bukti adaptasi alien itu di Bumi bisa dilihat langsung oleh manusia, di mana selain bergelut dengan bidangnya, mengolah otak, ternyata kepiting juga memiliki kegemaran manusia seperti memindahkan suatu objek ke selembar kertas (dibantu tools tentunya). Kegemaran lainnya seperti pengakuan kepiting, yaitu seringnya ia berkata-kata dalam irama (manusia saja tidak punya kegemaran seperti itu). Bersambung...